***SEPENGGAL KISAH DARI NATAL***
Sepenggal kisah ini aku tulis selama aku mengikuti suamiku bertugas di kec. Natal, kab. Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara beberapa bulan lalu. Dikarenakan jaringan internet disana yang tak begitu bagus, akhirnya tulisan ini baru dapat aku posting setelah kami kembali ke Surabaya. Terbayang masa-masa kami disana saat aku mengedit tulisan ini. Suka duka saat disana melintas dalam benakku, membuatku seperti kembali berada disana... Natal, kota kecil.. dimana kami sempat menghabiskan satu episode kehidupan disana...
5 Feb 2012
06.00 WIB : Siap-siap ke bandara.. Surabaya-Jakarta-Padang.. Anakku Mizan semangat banget, sampai-sampai tas koper kecilnya ga pernah lepas dari tangannya.. Jujur aja, kalau ngebayangin perjalanan yang bakal di tempuh besok, Padang-Natal, huuffhh.. Ga tega aja ngebayangin anak-anakku bakal menempuh perjalan jauh..
12.45 WIB : Padang niyy.. Alhamdulillah pesawat sudah landing di bandara Internasional Minangkabau Padang.. Aku baru tau nama bandaranya Minangkabau, tadinya kupikir Minangkabau cuma nama daerah di Sumbar aja hehehe.. Udik yah J
06.00 WIB : Siap-siap ke bandara.. Surabaya-Jakarta-Padang.. Anakku Mizan semangat banget, sampai-sampai tas koper kecilnya ga pernah lepas dari tangannya.. Jujur aja, kalau ngebayangin perjalanan yang bakal di tempuh besok, Padang-Natal, huuffhh.. Ga tega aja ngebayangin anak-anakku bakal menempuh perjalan jauh..
12.45 WIB : Padang niyy.. Alhamdulillah pesawat sudah landing di bandara Internasional Minangkabau Padang.. Aku baru tau nama bandaranya Minangkabau, tadinya kupikir Minangkabau cuma nama daerah di Sumbar aja hehehe.. Udik yah J
Btw sebelum landing sempat sport jantung juga sih coz ternyata itu bandara sebelahan ma laut, jadinya pas pesawat mulai turun berasa mau turun ke laut aja coz dekeeet banget rasanya L , belum lagi anakku Mizan bilang gini : “Mah Mizan pernah loh lihat di laptop (maksudnya pake youtube) kalau pesawat pas mau turun mendarat sayapnya masuk ke air laut, terus pesawatnya masuk air..”. Waduh mizan bikin aku tambah ga tenang aja L but alhamdulillah pas landing mulus banget, hampir ga berasa tau-tau udah nyentuh landasan.. Salut buat pilotnya ^_^, setidaknya jadi obat hatiku gara-gara sport jantung liat pesawat deket banget ma laut -kayak ga pernah naik pesawat aja yah..-
Otw Hotel.. Lewat pinggir laut yang berbatasan langsung sama jalan raya.. Asik juga..
6 Feb 2012
Otw Padang-Natal niyy.. Baru liat yang sering di bilang orang-orang gunung Padang, ternyata gunung dengan banyak rumah di lereng-lerengnya. Asik juga coz rumah-rumahnya terlihat seperti bertingkat-tingkat karena mengikuti struktur gunungnya. Di bawahnya ada laut yg langsung berbatasan dengan jalan raya kota Padang. Sayangnya ga kepikiran buat ambil picnya, gara-gara keasikan liat sana-sini situasi kota Padang J (Nanti deh pas mau balik ke Sby, kan lewat Padang).
Oia, hari ini si kecil Shiza genap berusia 1 tahun.. Ga ada kue ultah karena
kami dalam perjalanan menuju tempat suamiku bertugas selama 5 bulan ke depan di
kab. Mandailing Natal, tepatnya di kec. Natal (Sumut)
**Happy Milad ya Nak,
moga jadi anak yang sholelah, amien**.. (Aku jadi ingat saat Mizan berusia 1 tahun,
saat dia tiup lilin di kue ultahnya..)
Saat lunch kami mampir di desa Tiku, mampir di tempat makan dengan hidangan khas Sumbar. Gulai ayam & gulai kepala ikan serta telur rebus balado (yang ini ga tau nama sebenarnya apa tapi di lihat tampilannya ya gitu hehehe). Yang khas dari desa Tiku sendiri adalah cara orang sana menyajikan nasinya yang dibungkus daun pisang berbentuk limas. Selain itu di meja makan juga ga ada sendok cs buat makan, yang ada hanya sebuah mangkuk alumunium berukuran sedang & botol air untuk cuci tangan. Tadinya kupikir botol itu adalah untuk tambahan air minum (air minum hanya di sajikan air putih yang rasanya juga khas karena di masak di atas tungku). Untungnya saat suamiku hendak makan dia nanya ke supir travel kami dimana tempat cuci tangan. Nah pak supir langsung menunjuk botol air itu & mangkok alumunium yang disediakan. Ternyata itu untuk cuci tangan & bukan air minum! Kalau aja suamiku ga nanya dimana tempat cuci tangan bias-bisa aku minum air di botol itu hahaha J J
Menjelang magrib kami
br memasuki perbatasan Sumbar-Sumut.. Huffhh, masih perlu beberapa jam lagi baru
akan tiba di tempat tujuan. Anak-anakku terlihat sudah mulai lelah. Mizan sudah
tak seramai saat berangkat, ya pastilah dia sudah lelah karena sudah sepanjang
hari duduk di mobil. Si kecil Shiza sudah mulai rewel karena mengantuk. Memang
biasanya jam-jam itu jam tidurnya. Hanya saja dia ga seperti biasanya. Biasanya
bila dia mulai ngantuk memang agak rewel tapi setelah di beri ASI dia akan langsung
tidur. Yang sekarang rewelnya beda, mungkin karena sudah mulai bosan &
lelah sepanjang hari di mobil, dia mulai ga mau tidur di pangkuanku, maunya
rebahan di tempat tidur, itu terlihat dari perilakunya yang selalu dia tunjukan
kalau dia mau rebahan di tempat tidur..
Sambil memeluk Mizan
suamiku berkata, "Ma'afin aku ya, ngajak kalian "bersakit-sakit"
seperti ini. Makasih ya Mizan, Mizan sudah mau nemenin papah ke tempat tugas yang
jauh.. Pastinya papah ga akan kesepian di sana karena ada Mizan, Shiza &
mamah yang temenin papah..". Kalau boleh jujur, rasanya aku pengen nangis
denger suamiku berkata seperti itu, apalagi dengan suasana di tengah hujan
gerimis & remang-remang.. Belum lagi saat kudengar anakku Mizan dengan
polosnya menjawab, " Iya Pah, Mizan kan sudah janji kemarin kata Mizan
kalau hari Minggu Mizan ikut papah (maksudnya ke tempat tugas)..".
Huhuhu.. T_T
Satu jam kemudian
anak-anakku suda tertidur, alhamdulillah setidaknya aku juga bisa
"istirahat".. Sebenarnya aku pengen bange tidur tapi ga bisa
coz.. Apalagi saat aku lihat jalan yang dilalui.. Ternyata kami melewati lereng
gunung dimana di sampingnya ada jurang plus sungai (atau laut ya?, ga jelas juga
liatnya coz gelap & ga ada penerangan di jalan). Sontak aku ga jadi tidur.
Jujur aja, aku takut karena ga bisa dengan jelas lihat jalan, apalagi di lereng
gunung seperti itu, sudah ga ada pembatas jalannya, lampu jalan juga ga ada L L. Untungnya sopir
mobil kami bukan tipe-tipe pembalap alias senang ngebut gitu tapi biarpun begitu
tetap saja hatiku ga tenang.. Di tambah lagi hari mulai hujan rintik-rintik,
huufffhh.. T_T
Beberapa lama kemudian kami memasuki area perkebunan kelapa sawit, lumayan panjang juga tu kebun, mungkn beberapa kilometer lah.. Berasa horor (buatku) coz liat susunan pohon-pohon kelapa sawit yang berjejer dari bawah ke atas (sesuai struktur gunung) dalam kegelapan dan (lagi-lagi) ga ada satupun penerangan dijalan, di tambah lagi hujan yang ga tentu, kadang gerimis kadang lebat.. Dan satu lagi, hampir ga ada mobil yang beriringan dengan kami! -_-
Keluar dari perkebunan kelapa sawit, hujan mulai reda dan aku mulai lega. Kupikir ga akan melewati tempat yang sepi seperti tadi lagi, ternyata..
Ga lama kemudian aku melihat jalan menanjak. "Bakal ngelewatin gunung lagi nih", kataku dalam hati. "Mudah-mudahan hujannya brenti deh", batinku lagi.. Eh ternyata hujannya lebat lagi, labih deras lagi dari yang sebelumnya, sampai berkabut banget L. Aku cuma bisa berdoa moga cepat sampai ditujuan dan ngelewatin gunungnya ga lama. Baru aja selesai berdoa dalam hati, di depanku aku lihat ada tebing tinggi dan ada tulisan : MUSIM HUJAN SERING LONGSOR!!! Sontak aku lemes. “ Astaghfirullah, kok gini siihh, ngenes bangetttt..” T_T. Aku menangis dalam hati. “Ya Allah lindungi kami dalam perjalanan..”, doaku..
Beberapa lama kemudian kami memasuki area perkebunan kelapa sawit, lumayan panjang juga tu kebun, mungkn beberapa kilometer lah.. Berasa horor (buatku) coz liat susunan pohon-pohon kelapa sawit yang berjejer dari bawah ke atas (sesuai struktur gunung) dalam kegelapan dan (lagi-lagi) ga ada satupun penerangan dijalan, di tambah lagi hujan yang ga tentu, kadang gerimis kadang lebat.. Dan satu lagi, hampir ga ada mobil yang beriringan dengan kami! -_-
Keluar dari perkebunan kelapa sawit, hujan mulai reda dan aku mulai lega. Kupikir ga akan melewati tempat yang sepi seperti tadi lagi, ternyata..
Ga lama kemudian aku melihat jalan menanjak. "Bakal ngelewatin gunung lagi nih", kataku dalam hati. "Mudah-mudahan hujannya brenti deh", batinku lagi.. Eh ternyata hujannya lebat lagi, labih deras lagi dari yang sebelumnya, sampai berkabut banget L. Aku cuma bisa berdoa moga cepat sampai ditujuan dan ngelewatin gunungnya ga lama. Baru aja selesai berdoa dalam hati, di depanku aku lihat ada tebing tinggi dan ada tulisan : MUSIM HUJAN SERING LONGSOR!!! Sontak aku lemes. “ Astaghfirullah, kok gini siihh, ngenes bangetttt..” T_T. Aku menangis dalam hati. “Ya Allah lindungi kami dalam perjalanan..”, doaku..
Pastinya aku GA MAU
tidur, takut kenapa-kenapa.. Aku dieeemm aja sambil liat jalan kanan kiri.. Di
kanan tebing rawan longsor, di kiri.. Jurang!! Sesekali ngelewatin tikungan
tajam. Dangeeeeerrrr L L L. Bener-bener
"SESUATU" banget.. Yang ada di benakku saat itu adalah kalau terjadi
apa-apa kami mau lari kemana.. Sedikit saja mobil keluar jalur, jurang udah
nunggu.. Kalau sampai longsor..-aku kebayang berita-berita di TV tentang mobil
yang tertimbun akibat longsor-.. Aku cuma bisa berkata, "Laila ha ilallah,
La hawla wala quwwata ila billahil aliyil adzim", dalam hatiku..
Berkali-kali aku tatapi anak-anakku satu persatu.. Terbayang tawa mereka saat
kami bermain bersama.. "Ya Allah.. .. .. ".. Ga terasa airmataku
netes tes tes tes, tapi langsung kuhapus, aku ga mau terlihat oleh suamiku, aku
ga mau suamiku tau kalau aku sebegitu takutnya di perjalanan.. Nauzubillah..!
Kutepis semua bayangan yang tambah bikin hatiku galau, walaupun tetap saja aku
ga bisa tenang.. "Positive thinking Honey" berkali-kali itu kukatakan
dalam hatiku untuk membuat diriku tenang.. Dalam diam perlahan ku genggam
tangan suamiku untuk mencari kekuatan.. Ga berapa lama, anakku Mizan terbangun
dan dia mulai berceloteh.. Alhamdulillah, celotehan anakku dapat mengurangi ketegangan
hatiku.. "Makasih ya Allah..", aku membatin..
Alhamdulillah +̲ 2 jam kemudian kami sampai ditempat tujuan, di rumah dinas RSUD Natal. "Akhirnya sampai juga", pikirku lega.. Sudah terbayang kasur empuk di mataku..mmmhh.. Aku ingin segera berlayar ke pulau mimpi alias tidur..
Alhamdulillah +̲ 2 jam kemudian kami sampai ditempat tujuan, di rumah dinas RSUD Natal. "Akhirnya sampai juga", pikirku lega.. Sudah terbayang kasur empuk di mataku..mmmhh.. Aku ingin segera berlayar ke pulau mimpi alias tidur..
Setelah membereskan
barang bawaan, aku merebahkan diri di kasur dan ingin segera melepaskan kepenatan.
Aku memejamkan mataku setelah lelah seharian "berkelana"..
Sesaat sebelum memejamkan mata..
"Yank.. Ternyata di depan rumah kita laut.. Kamu liat kan lapangan bola dan sekolah di depan itu? Nah setelah sekolah itu laut..", suamiku bercerita.
Spontan aku duduk.. "Yang bener???"
"Iya, coba aja besok pagi kamu liat. Sekarang ga keliatan karena gelap", suamiku menjawab seraya merebahkan kepalanya ke bantal dan.. Tidur!
"Masa sih laut? Kalau bener gimana nihh..", aku gelisah. Terlintas bayangan tsunami aceh beberapa tahun lalu. "Itu kan karena laut", batinku lagi. Sayangnya mataku semakin berat dan akhirnya aku pun tertidur ditemani rasa gelisahku.
Paginya... 7 Feb 2012
"Yang disana itu ya Pah lautnya? Setelah bangunan yang atapnya merah?", aku bertanya pada suamiku.
"Iya, di belakangnya itu laut".
"Hah?? Laut pah???"
"Iya, kenapa?"
"Waahhh Pahh, jadi kebayang tsunami nihhh.."
"Ga ah, jangan negative thinking dulu. Serahkan semuanya pada Allah, selalu berdoa, semoga kita sekeluarga selalu dilindungi dari apapun dimana pun kita berada. Liat sisi lainnya juga, kita bisa liat sunset tiap hari", suamiku menenangkanku.
Kupikir suamiku bener juga, jamgan negative thingking dan serahkan semuanya pada Allah karena Allah pemilik segalanya..
"Ya Allah, mulai hari ini ku mulai kehidupanku dan keluargaku disini.. Di tempat ini (dekat laut).. ", aku berdoa..
Sesaat sebelum memejamkan mata..
"Yank.. Ternyata di depan rumah kita laut.. Kamu liat kan lapangan bola dan sekolah di depan itu? Nah setelah sekolah itu laut..", suamiku bercerita.
Spontan aku duduk.. "Yang bener???"
"Iya, coba aja besok pagi kamu liat. Sekarang ga keliatan karena gelap", suamiku menjawab seraya merebahkan kepalanya ke bantal dan.. Tidur!
"Masa sih laut? Kalau bener gimana nihh..", aku gelisah. Terlintas bayangan tsunami aceh beberapa tahun lalu. "Itu kan karena laut", batinku lagi. Sayangnya mataku semakin berat dan akhirnya aku pun tertidur ditemani rasa gelisahku.
Paginya... 7 Feb 2012
"Yang disana itu ya Pah lautnya? Setelah bangunan yang atapnya merah?", aku bertanya pada suamiku.
"Iya, di belakangnya itu laut".
"Hah?? Laut pah???"
"Iya, kenapa?"
"Waahhh Pahh, jadi kebayang tsunami nihhh.."
"Ga ah, jangan negative thinking dulu. Serahkan semuanya pada Allah, selalu berdoa, semoga kita sekeluarga selalu dilindungi dari apapun dimana pun kita berada. Liat sisi lainnya juga, kita bisa liat sunset tiap hari", suamiku menenangkanku.
Kupikir suamiku bener juga, jamgan negative thingking dan serahkan semuanya pada Allah karena Allah pemilik segalanya..
"Ya Allah, mulai hari ini ku mulai kehidupanku dan keluargaku disini.. Di tempat ini (dekat laut).. ", aku berdoa..
.. بِسْـــــــمِ
أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْمِ ..
RSUD Natal
Dan hari ini, di sini.. .. ..
"Nanti kita liat laut ya pah..", rengek Mizan.
"Iya nanti kita jalan-jalan liat laut sama Mamah & Shiza", jawab suamiku seraya menganggukkan kepalanya. Kulihat Mizan tersenyum senang.
Yah, disini memang ga ada mall.. Jangankan mall, supermarket/minimarket pun ga ada.. Kalau mau cari-cari keperluan ditempat yang agak lengkap ada Toserba. Setiap seminggu sekali tiap hari Selasa disini ada Hari Pasar (Hari Pekan-orang sini bilang). Di hari itu pedagang dari kota lain pun banyak yang berjualan disini. Jadi bila ada keperluan yang tidak ada di hari biasa, biasanya orang-orang dapat mencarinya di Hari Pekan.
Natal.. Kota –lebih tepatnya desa- kecil yang jauh dari hingar bingar kehidupan kota. Apalagi kalau dibandingkan dengan Surabaya, wahhh..
Yg pasti d sini aku -juga keluarga kecilku- mendapatkan sesuatu yang baru.. Suasana baru yang walaupun jauh dari hingar bingar kehidupan kota tapi disini menenangkan.. Setidaknya menjadi pelajaran juga buat kami, bahwa kehidupan tanpa mall juga bisa berjalan dengan tenang & nyaman.. J
Pantai Natal
13 Feb 2011
Hari ini adalah hari pertama anakku Mizan masuk sekolah. Aku berharap semoga
Mizan bisa segera beradaptasi dilingkungan sekolahnya yang baru. Terlintas
bayangan saat dia pertama kali dulu masuk sekolah (PG). Saat-saat dimana aku harus
"melepaskan" dia ke lingkungan yang "asing". Saat-saat dimana
aku ikut menjadi murid PG mendampinginya, dan saat-saat dimana aku harus melihatnya
menangis saat aku tinggalkan dia di kelas bersama gurunya sampai akhirnya dia bisa
benar-benar mandiri di sekolahnya.
Dan hari ini...
Mizan hanya diam seribu bahasa selama perjalanan dari rumah ke sekolahnya yang baru. Anakku Mizan memang "pemalu", dia bukan tipe anak yang "suka untuk memulai" interaksi. Dan itu merupakan "masalah kecil" yang menjadi kendala bila dia berada di lingkungan yang baru. Sesampainya di kelasnya yang baru, Mizan ga mau langsung duduk manis di kursi sekolah yang sudah disediakan buatnya. Dengan wajah cemberut, dia hanya berdiri sambil melihat-lihat seisi kelasnya. Sesekali dia mnatapku dengan tatapan -yang ku deskripsikan- ingin menangis sambil berbisik dia ingin pulang. Hatiku campur aduk, antara ingin menuruti kemauannya dan ingin agar dia mau sekolah.
Dan hari ini...
Mizan hanya diam seribu bahasa selama perjalanan dari rumah ke sekolahnya yang baru. Anakku Mizan memang "pemalu", dia bukan tipe anak yang "suka untuk memulai" interaksi. Dan itu merupakan "masalah kecil" yang menjadi kendala bila dia berada di lingkungan yang baru. Sesampainya di kelasnya yang baru, Mizan ga mau langsung duduk manis di kursi sekolah yang sudah disediakan buatnya. Dengan wajah cemberut, dia hanya berdiri sambil melihat-lihat seisi kelasnya. Sesekali dia mnatapku dengan tatapan -yang ku deskripsikan- ingin menangis sambil berbisik dia ingin pulang. Hatiku campur aduk, antara ingin menuruti kemauannya dan ingin agar dia mau sekolah.
"Pasti ini berat buat Mizan. Sekolah, kelas dan suasana yang baru", kataku dalam hati.
Setelah beberapa saat kubujuk, alhamdulillah akhirnya Mizan mau duduk di kursinya tapi dengan syarat.. Aku juga duduk di dekatnya..
"Yah, tak apa-apalah.. Asalkan Mizan mau sekolah. Semoga dia bisa dengan cepat beradaptasi", pikirku. Pastinya anakku perlu suport untuk menghadapi semuanya hari ini disekolahnya yang baru. Hatiku bergetar, serasa "melepaskan (lagi)" dia ke dalam dunia yang asing. "Bismillah".. ..
17 Feb 2012, malam..
"Mah, yang jaga'in rumah kita di Surabaya siapa?"¸ Mizan bertanya padaku sesaat sebelum dia tidur..
"Kenapa Sayang, Mizan kangen ya sama rumah yang di Surabaya?"
"Iya Mah, Mizan mau ke rumah yang di Surabaya aja. Kan ga ada siapa-siapa yang jaga'in rumah kita.."
"Ada kok"
"Siapa Mah? Ga ada kok"
"Kan ada Allah yang jaga'in.. Terus juga ada kakek Mino yang sesekali liat-liatin rumah Mizan"
Kulihat anakku Mizan diam, seperti ada sesuatu yang ingin dia bilang tapi ditahannya.
"Knp Mizan?", tanyaku lagi.
Dengan suara tersendat karena ingin menangis dia bilang, "Mah Mizan mau pulang aja ke Surabaya, Mizan ga mau disini lagi. Mizan juga mau sekolah di Al-Azhar lagi, ga mau sekolah disini lagi.. Besok kita pulang ke Surabaya ya Mah?"
Kurengkuh dia ke pelukanku, hatiku serasa ikut mnangis melihat kesedihan yang tergambar di wajahnya. Keadaan seperti yang kami jalani sekarang ini mungkin masih belum bisa sepenuhnya dia "terima". Aku berdoa semoga waktu 5 bulan yang akan dijalani disini ga berasa lama buat anakku.
"Sabar ya Sayang, nanti kalau papah sudah selesai tugas disini kita pasti pulang ke rumah Mizan yang di Surabaya..", aku berusaha memberinya pengertian.
"Tapi kapan Mah? Mizan ga mau lagi kalau lama-lama disini.."
"Nanti 5 bulan lagi kita balik ke Surabaya, Insyaallah ga lama kok. kita kan sudah janji kalau kita akan selalu sama-sama semuanya. Saat ini kita temani papah dulu tugas disini ya.."
Mizan diam, namun wajahnya masih menyiratkan kesedihan. Suamiku mendekat dan memeluknya seraya membelai kepalanya.
"Kenapa Sayang?"
"Mizan mau pulang ke Surabaya aja Pah..", Mizan merengek.
"Sabar ya Nak, kita ga lama kok disini. Cuma 5 bulan aja, setelah itu kita pulang. Sebentar lagi kan hari pekan, nanti Mizan bisa beli mainan. Mizan mau?", suamiku mengalihkan pembicaraan.
Mizan hanya mengangguk dalam diam seraya merebahkan dirinya dikasur.
"Ya Allah, hanya Engkau yang dapat membolak-balikkan hati manusia. Semoga besok saat Mizan bangun pagi dia sudah ceria lagi. Amin..", aku berdoa dalam hatiku..
19 Feb 2012.. malam..
Suamiku sedang menunaikan shalat Isya, Mizan anakku rebahan disisinya (dikasur bawah), dan aku rebahan dikasur atas. Mataku ngantuk, padahal aku belum shalat Isya. "Rebahan sebentar,", kataku dalam hati. Ga berapa lama..
"Yank ada kalajengking! Ayo Mizan pindah ke atas rebahannya!" .. Antara sadar dan ga sadar kudengar suara suamiku. Mataku yang tadinya sangat sangat sangat berat karena kelelahan spontan langsung terbelalak.
"Kalajengking?????"
"Iya kalajengking! Itu di sudut!", suamiku menyahut seraya menunjuk ke sudut kamar sambil bergegas keluar kamar mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menyingkirkannya.
"Mizan ayo cepat ke sini!" kataku sambil bergegas beranjak bangun. "Cepat Nak!". mataku tertuju ke sudut kamar di bawah jendela. Saat itu lampu kamar remang-remang karena tegangan listrik sedang tak stabil. Kulihat ada sesuatu, hitam tak bergerak. Beberpa saat kemudian kulihat benda itu bergerak k earahku. "Pah cepetan, jalan niiihhh!", teriakku takut. Beneran kalajengking!! Besar lagi! Seumur-umur baru kali ini aku liat kalajengking dengan mata kepala sendiri, LIVE!!! Biasanya liat di film-film aja.
Suamiku datang dengan membawa palu dan.. "Krek krekk krekkk..", kudengar suamiku memukulnya dan akhirnya kalajengking itu pun mati dengan tubuh hancur. Saat kulihat bangkainya, perutku langsung mual. "Iiiihhh.." Aq mendesis jijik melihatnya. Gimana ga jijik liat tubuh kalajengking yang hancur dan agak berair..
Beberapa saat kemudian..
"Kok bisa ya Pah, ada kalajengking?? Lewat mana masuknya ya?", aku heran. Kalau kulihat-lihat ga ada "lubang" dikamar kami yang memungkinkan dia bisa masuk. "Ga mungkin lewat bawah pintu, apalagi sebesar itu", sambungku lagi.
"Kok bisa ya Pah, ada kalajengking?? Lewat mana masuknya ya?", aku heran. Kalau kulihat-lihat ga ada "lubang" dikamar kami yang memungkinkan dia bisa masuk. "Ga mungkin lewat bawah pintu, apalagi sebesar itu", sambungku lagi.
"Kok aneh ya Pah,
dari mana masuknya?", cecarku penasaran.
"Sudahlah, yang penting sekarang kita berdoa saja semoga kita dilindungi Allah dari hal-hal yang membahayakan", suamiku menenangkanku..
20 Feb 2012
Hari ini Mizan mau nyanyi ke depan kelas loh ^_^.. ya walaupun ga maju sendiri alias bareng sama beberapa temennya, itu sudah sesuatu "yang luar biasa" buatku.
"Alhamdulillah, berarti Mizan sudah mulai "nyaman" dengan lingkungan kelas dan teman-temannnya", kataku dalam hati.
"Sudahlah, yang penting sekarang kita berdoa saja semoga kita dilindungi Allah dari hal-hal yang membahayakan", suamiku menenangkanku..
20 Feb 2012
Hari ini Mizan mau nyanyi ke depan kelas loh ^_^.. ya walaupun ga maju sendiri alias bareng sama beberapa temennya, itu sudah sesuatu "yang luar biasa" buatku.
"Alhamdulillah, berarti Mizan sudah mulai "nyaman" dengan lingkungan kelas dan teman-temannnya", kataku dalam hati.
Mizan dan TK ABA Natal
Saat pulang ke rumah..
"Tadi aku bicara sama dr. Kholillah, dokter yang menempati rumah dinas ini sebelum kita", suamiku bercerita.
"Aku tanya sama dia, apa memang di sini banyak kalajengkingnya. Dia bilang memang di sini ada kalajengking, tapi sangat jarang di temui, selama dia menempati rumah ini dia ga pernah ketemu.. Terus dia cerita lagi kalau dulu pas dia menempati rumah ini dengan dr. Debby, dr. Debby pernah melihat nenek-nenek di dekat sumur belakang, dia kira nenek itu pasien yang mau berobat tapi setelah itu neneknya hilang ga tau kemana.. dr. Fadil (dokter yang tugas di sini barengan dr. Debby) juga gitu, pernah liat nenek-nenek di tempat yang sama pas magrib, dia kira pasien juga tapi ga berapa lama kemudian hilang.."
"Alamak kok jadi serem gini ceritanya", pikirku. "Kok jadi gini sih Pah? Jadi takut nihhh..", aku manyun L L L
"Sering-sering baca Qur'an yah supaya jin/syetan-syetan ga berani ganggu.. Banyak-banyak di sholatin juga ni rumah, karena sebelum mereka di sini rumah ini lama ga ada yang nempatin", kata suamiku lagi.
19 Maret 2012
"Selamat Ulang Tahun Mizan", aku dan suamiku memeluk dan mencium Mizan bergantian. "Hari ini umur Mizan sudah 5 tahun", kata suamiku seraya masih memeluknya.
Tak ada kue tart seperti tahun kemarin. Hanya ada 3 hadiah kecil yang kami buat untuk Mizan. Dariku, suamiku, dan si kecil Shiza. "Nanti kalau kita sudah balik ke Surabaya kita beli kue tart ya Pah", pintaku pada suamiku yang dijawabnya dengan anggukan kecil.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, memang tak ada pesta besar-besaran. Hanya syukuran kecil saja sebatas kami sekeluarga di rumah. Sejak Mizan kecil kami memang tak pernah "membiasakan" ada pesta di hari ulang tahunnya. Hanya kue tart dan hadiah saja. Hanya saja untuk kali ini terasa begitu berbeda, mungkin karena saat ini kami juga sedang berada di kampung orang. Dan (sekali) lagi tak ada kue tart buat Mizan, memang benar-benar "apa adanya"..
Tak terasa anakku Mizan sekarang sudah berumur 5 tahun. Terbayang saat pertama kali aku mendengar tangisannya sesaat setelah dia menyongsong dunia di hari kelahirannya.. Saat dia mulai bisa merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan sendiri.. Saat aku harus "rela" melihatnya menangis "pergi" melihat dunia luar di hari pertamanya masuk sekolah, sampai dia benar-benar bisa "mandiri" di sekolahnya.. Dan hari ini.. di usianya yang ke 5, lelaki kecilku sudah beranjak “dewasa”..
"Selamat Ulang Tahun Mizan, semoga jadi anak sholeh yang selalu di berkahi Allah, amien..", doaku dalam hati.
21 Maret 2012
"Selamat Ulang Tahun Pah", ucapku sesaat setelah suamiku selesai shalat Dhuha.
Tahun ini, kami sekeluarga ultah di kampung orang. Gimana ga, Shiza ultah 6 Feb yang waktu itu kami sedang dalam perjalanan dari Padang ke Natal. Aku ultah 5 Maret di Natal, begitu juga Mizan (19 Maret) dan suamiku hari ini.
“Semoga semua harapan-harapan kami di ijabah Allah.. Aamiin..
"Selamat Ulang Tahun Mizan", aku dan suamiku memeluk dan mencium Mizan bergantian. "Hari ini umur Mizan sudah 5 tahun", kata suamiku seraya masih memeluknya.
Tak ada kue tart seperti tahun kemarin. Hanya ada 3 hadiah kecil yang kami buat untuk Mizan. Dariku, suamiku, dan si kecil Shiza. "Nanti kalau kita sudah balik ke Surabaya kita beli kue tart ya Pah", pintaku pada suamiku yang dijawabnya dengan anggukan kecil.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, memang tak ada pesta besar-besaran. Hanya syukuran kecil saja sebatas kami sekeluarga di rumah. Sejak Mizan kecil kami memang tak pernah "membiasakan" ada pesta di hari ulang tahunnya. Hanya kue tart dan hadiah saja. Hanya saja untuk kali ini terasa begitu berbeda, mungkin karena saat ini kami juga sedang berada di kampung orang. Dan (sekali) lagi tak ada kue tart buat Mizan, memang benar-benar "apa adanya"..
Tak terasa anakku Mizan sekarang sudah berumur 5 tahun. Terbayang saat pertama kali aku mendengar tangisannya sesaat setelah dia menyongsong dunia di hari kelahirannya.. Saat dia mulai bisa merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan sendiri.. Saat aku harus "rela" melihatnya menangis "pergi" melihat dunia luar di hari pertamanya masuk sekolah, sampai dia benar-benar bisa "mandiri" di sekolahnya.. Dan hari ini.. di usianya yang ke 5, lelaki kecilku sudah beranjak “dewasa”..
"Selamat Ulang Tahun Mizan, semoga jadi anak sholeh yang selalu di berkahi Allah, amien..", doaku dalam hati.
21 Maret 2012
"Selamat Ulang Tahun Pah", ucapku sesaat setelah suamiku selesai shalat Dhuha.
Tahun ini, kami sekeluarga ultah di kampung orang. Gimana ga, Shiza ultah 6 Feb yang waktu itu kami sedang dalam perjalanan dari Padang ke Natal. Aku ultah 5 Maret di Natal, begitu juga Mizan (19 Maret) dan suamiku hari ini.
“Semoga semua harapan-harapan kami di ijabah Allah.. Aamiin..
11 April 2012
"Wah tremor lagi nih", pikirku saat kurasakan tubuhku serasa bergetar. "Tapi aku kan tadi ga minum obat asma", hatiku menyahut. Aku rebahan dalam diam seraya memastikan apakah diriku benar-benar tremor. Kurasakan tubuhku berayun, dan pada saat yang sama mataku tertumpu pada lemari baju di hadapanku. Kulihat lemari itu bergerak-gerak "lembut" maju mundur dengan pintunya yang terayun-ayun membuka seakan ingin memelukku.
"Gempa!!!", kudengar ada orang berteriak di lapangan depan rumah kami. Antara percaya dan tidak, aku segera bangun dan melihat ke luar jendela. Kulihat banyak orang-orang berlarian. "Gempa!!! Gempa!!!", orang-orang mulai ribut berteriak. Aku tersentak seraya menghambur keluar kamar sambil memanggil suamiku yang saat itu ada di kamar sebelah, "Pah, gempa!!!". Suamiku langsung menuju pintu depan karena teringat anak-anak yang sedang bermain di halaman luar. Tepat saat kami keluar rumah, kulihat anak-anakku bersama pengasuhnya berlari menghambur ke arah kami.
Walaupun gempanya "kecil" tapi cukup membuat kami -yang tak pernah sekalipun merasakan gempa- terpaku melihat mobil ambulans yang bergerak-gerak, seperti ada yang mendorong-dorongnya dari samping. Begitu pula sepeda motor yang terparkir di teras rumah. Sesaat kemudian seorang bidan RS yang bergegas hendak pulang lewat di depan kami seraya mengatakan bahwa gempa 8,4 SR mengguncang Aceh yang berpusat di P. Siemeuleu dan berpotensi terjadi tsunami.
"Tsunami!!!", aku tersentak mengingat 250 mtr-300 mtr di depan rumah kami ada pantai. "Gimana pah?", aku bertanya pada suamiku. "Kita lihat keadaan dulu", sahutnya berusaha tampak tenang walau ku tahu pasti -dari bahasa tubuhnya- dia pun gelisah.
Selang 1 jam kemudian..
"Wahhh gempa lagi nihh Pah!!", kurasakan rumah kami bergerak-gerak lagi. "Ayo siap-siap, kita mengungsi dulu sementara ini", kata suamiku.
"Ya Allah, lindungi kami semua", aku memohon dalam hati seraya kupandangi anak-anakku satu persatu.
Kami melewatkan malam ini di rumah direktur RS karena kebetulan rumah beliau berada di pegunungan. Itu pun atas permintaan beliau sendiri. Alhamdulillah jam 21.00 WIB tadi di TV di umumkan kalau status siaga Tsunami telah dicabut oleh BMKG Pusat.
"Semoga tak akan pernah lagi kami merasakannya Ya Allah, sampai masa tugas suamiku selesai, aamiin".. pintaku dalam hati.
"Wah tremor lagi nih", pikirku saat kurasakan tubuhku serasa bergetar. "Tapi aku kan tadi ga minum obat asma", hatiku menyahut. Aku rebahan dalam diam seraya memastikan apakah diriku benar-benar tremor. Kurasakan tubuhku berayun, dan pada saat yang sama mataku tertumpu pada lemari baju di hadapanku. Kulihat lemari itu bergerak-gerak "lembut" maju mundur dengan pintunya yang terayun-ayun membuka seakan ingin memelukku.
"Gempa!!!", kudengar ada orang berteriak di lapangan depan rumah kami. Antara percaya dan tidak, aku segera bangun dan melihat ke luar jendela. Kulihat banyak orang-orang berlarian. "Gempa!!! Gempa!!!", orang-orang mulai ribut berteriak. Aku tersentak seraya menghambur keluar kamar sambil memanggil suamiku yang saat itu ada di kamar sebelah, "Pah, gempa!!!". Suamiku langsung menuju pintu depan karena teringat anak-anak yang sedang bermain di halaman luar. Tepat saat kami keluar rumah, kulihat anak-anakku bersama pengasuhnya berlari menghambur ke arah kami.
Walaupun gempanya "kecil" tapi cukup membuat kami -yang tak pernah sekalipun merasakan gempa- terpaku melihat mobil ambulans yang bergerak-gerak, seperti ada yang mendorong-dorongnya dari samping. Begitu pula sepeda motor yang terparkir di teras rumah. Sesaat kemudian seorang bidan RS yang bergegas hendak pulang lewat di depan kami seraya mengatakan bahwa gempa 8,4 SR mengguncang Aceh yang berpusat di P. Siemeuleu dan berpotensi terjadi tsunami.
"Tsunami!!!", aku tersentak mengingat 250 mtr-300 mtr di depan rumah kami ada pantai. "Gimana pah?", aku bertanya pada suamiku. "Kita lihat keadaan dulu", sahutnya berusaha tampak tenang walau ku tahu pasti -dari bahasa tubuhnya- dia pun gelisah.
Selang 1 jam kemudian..
"Wahhh gempa lagi nihh Pah!!", kurasakan rumah kami bergerak-gerak lagi. "Ayo siap-siap, kita mengungsi dulu sementara ini", kata suamiku.
"Ya Allah, lindungi kami semua", aku memohon dalam hati seraya kupandangi anak-anakku satu persatu.
Kami melewatkan malam ini di rumah direktur RS karena kebetulan rumah beliau berada di pegunungan. Itu pun atas permintaan beliau sendiri. Alhamdulillah jam 21.00 WIB tadi di TV di umumkan kalau status siaga Tsunami telah dicabut oleh BMKG Pusat.
"Semoga tak akan pernah lagi kami merasakannya Ya Allah, sampai masa tugas suamiku selesai, aamiin".. pintaku dalam hati.
16 Mei 2012
Hari ini, weekend terakhir di Natal. Masa tugas suamiku tinggal menghitung hari. Tanggal 20 besok kami akan meninggalkan Natal. **Akhirnya.. ..
Anakku Mizan pastinya senang banget begitu dia tau kalau kami akan segera pulang. Dia sudah berkhayal macam-macam. Yah, namanya juga anak-anak.
Terbayang saat kami memulai "kehidupan baru" di sini. Saat aku mendengar anakku Mizan merengek minta pulang dan sekolah di Surabaya, saat dia mengeluh di sini tak ada mall, sampai akhirnya semuanya berlalu begitu saja saat dia sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan disini. Begitu pula aku dan suamiku. Sebuah "perjuangan" -kalau aku boleh bilang- yang benar-benar membutuhkan kesabaran untuk menjalaninya karena banyak sisi kehidupan yang belum sempat "tersentuh" sebelum kami ada di sini. Disini kami menemukan satu episode kehidupan "lain" dari kehidupan kami sebelumnya. Termasuk merasakan gempa bulan lalu L L L
18 Mei 2012
Hari ini Mizan wisuda di TKnya, yang menandakan bahwa dia sudah menyelesaikan pendidikannya di TK. Sebenarnya sih dia masih duduk di TK A, tapi di sini dia duduk di TK B. Kepala sekolah yang menyuruhnya untuk duduk di TK B saja karena -mungkin- perbedaan kurikulum pendidikannya.
Hari ini, weekend terakhir di Natal. Masa tugas suamiku tinggal menghitung hari. Tanggal 20 besok kami akan meninggalkan Natal. **Akhirnya.. ..
Anakku Mizan pastinya senang banget begitu dia tau kalau kami akan segera pulang. Dia sudah berkhayal macam-macam. Yah, namanya juga anak-anak.
Terbayang saat kami memulai "kehidupan baru" di sini. Saat aku mendengar anakku Mizan merengek minta pulang dan sekolah di Surabaya, saat dia mengeluh di sini tak ada mall, sampai akhirnya semuanya berlalu begitu saja saat dia sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan disini. Begitu pula aku dan suamiku. Sebuah "perjuangan" -kalau aku boleh bilang- yang benar-benar membutuhkan kesabaran untuk menjalaninya karena banyak sisi kehidupan yang belum sempat "tersentuh" sebelum kami ada di sini. Disini kami menemukan satu episode kehidupan "lain" dari kehidupan kami sebelumnya. Termasuk merasakan gempa bulan lalu L L L
18 Mei 2012
Hari ini Mizan wisuda di TKnya, yang menandakan bahwa dia sudah menyelesaikan pendidikannya di TK. Sebenarnya sih dia masih duduk di TK A, tapi di sini dia duduk di TK B. Kepala sekolah yang menyuruhnya untuk duduk di TK B saja karena -mungkin- perbedaan kurikulum pendidikannya.
Dalam acara ini Mizan diminta tampil untuk membacakan puisi berbahasa Inggris. Dag dig dug -der- saat aku melihatnya bersiap-siap naik panggung. Dan.. .. .. Alhamdulillah Mizan dapat "menyelesaikan aksinya" dengan sangat baik -menurutku-. Bangga dan haru bercampur dalam diriku saat melihatnya tampil. Aku bangga karena Mizan "bisa", aku terharu karena aku "baru sadar" kalau ternyata anakku Mizan sudah "dewasa"..
Hari ini kami juga mengadakan "perpisahan" di rumah dinas kami. Alhamdulillah acara berjalan lancar.
19 Mei 2012
Hari Pekan terakhir di Natal..
Tak seperti hari-hari pekan sebelumnya, hari ini aku benar-benar "mondok" di rumah membenahi barang-barang bawaan, besok pagi kami akan meninggalkan rumah ini.
Packing sana.. Packing sini.. Semoga tidak ada yang terlupa..
20 Mei 2012
Selamat tinggal semua.. Selamat tinggal Natal.. Entah kapan kita akan jumpa lagi.. Selamat tinggal..
Entah apa yang kurasakan dalam hatiku saat ini. Semuanya berbaur dalam ketidakmengertianku atas perasaanku sendiri. Dibalik rasa senang -karena akan kembali ke rumah sendiri yang sudah lama kurindukan- dan rasa syukur -karena masa tugas suamiku sudah selesai- tetap saja terselip rasa sedih dan berat dalam diriku. Sedih karena walau bagaimanapun juga di Natal sini aku dan keluargaku mempunyai satu kenangan yang memberi arti dalam kehidupan kami. Berat karena harus meninggalkan mereka yang sudah dekat dengan kami. Seandainya saja semuanya dapat selalu bersama..
Yah.. Ada pertemuan, ada perpisahan.. Seperti yang sudah tertulis dalam janji hidup, bahwa kami akan menjalani satu babak kehidupan di Natal -selama beberapa bulan- dan setelah itu kami akan meninggalkan Natal..
Selamat tinggal Natal..
Sampai kapan pun pastinya tak akan terlupakan dalam ingatan kami kalau kami pernah menapaki satu episode kehidupan di sini.. Dan itu akan selalu menjadi kenangan indah dalam hati kami..
Hari Pekan terakhir di Natal..
Tak seperti hari-hari pekan sebelumnya, hari ini aku benar-benar "mondok" di rumah membenahi barang-barang bawaan, besok pagi kami akan meninggalkan rumah ini.
Packing sana.. Packing sini.. Semoga tidak ada yang terlupa..
20 Mei 2012
Selamat tinggal semua.. Selamat tinggal Natal.. Entah kapan kita akan jumpa lagi.. Selamat tinggal..
Entah apa yang kurasakan dalam hatiku saat ini. Semuanya berbaur dalam ketidakmengertianku atas perasaanku sendiri. Dibalik rasa senang -karena akan kembali ke rumah sendiri yang sudah lama kurindukan- dan rasa syukur -karena masa tugas suamiku sudah selesai- tetap saja terselip rasa sedih dan berat dalam diriku. Sedih karena walau bagaimanapun juga di Natal sini aku dan keluargaku mempunyai satu kenangan yang memberi arti dalam kehidupan kami. Berat karena harus meninggalkan mereka yang sudah dekat dengan kami. Seandainya saja semuanya dapat selalu bersama..
Yah.. Ada pertemuan, ada perpisahan.. Seperti yang sudah tertulis dalam janji hidup, bahwa kami akan menjalani satu babak kehidupan di Natal -selama beberapa bulan- dan setelah itu kami akan meninggalkan Natal..
Selamat tinggal Natal..
Sampai kapan pun pastinya tak akan terlupakan dalam ingatan kami kalau kami pernah menapaki satu episode kehidupan di sini.. Dan itu akan selalu menjadi kenangan indah dalam hati kami..
Alam Penyabungan, Mandailing Natal (Sumut)
assalamualaikum kak..!!
ReplyDeleteperkenalkan saya bambang saswanda harahap. blog : http://bambang-saswanda.blogspot.com
saya begitu kagum kakak sempat menulis tentang kampung halaman saya dalam blog kakak. natal..!! :)
saya putra daerah natal kebetulan sekarang sedang kuliah di medan. saya teman sekolah(SMA)nya dr kholilah :)
salam kenal,
Walaikumsalam Wr Wb...
DeleteSalam kenal juga dari saya...
Oo temannya Lillah ya.. Titip salam buat Lillah bila suatu saat pulang ke Natal ya..^^
Tulisan ini saya tulis selama saya mengikuti suami saya bertugas di sana.. Natal, kota kecil yang nyaman dan tenang.. yang menjadi tempat persinggahan satu episode perjalanan hidup kami sekeluarga.. Sampai saat inipun kami masih sering saling bercerita tentangnya, karena walau bagaimanapun juga kami pernah menjadi bagian darinya walau hanya sesaat.. Dan kami berharap, suatu saat.. entah kapan.. kami dapat berkunjung lagi ke sana..
Terimakasih sudah menyempatkan diri mampir di blog saya..
Wassalam..